PRIBADI HEBAT (YANG MENGUATKAN PRIBADI)
Oleh : Buya Hamka
Dalam tulisan ini penulis mengutip sebuah motivasi yang sangat luar biasa dari seorang tokoh ternama buya hamka, untuk kita yang terkadang berjiwa lemah dan ragu dalam mencapai cita-cita yang diinginkan dan terkadang ada sebagian orang yang menghalangi atau menjatuhkan semangat dalam hidup ini, juga tak luput sebagai nasehat pribadi jika suatu ketika melemah dalam mengarungi samudra hidup yang maha luas.
Nasehat yang pertama “Memiliki Tujuan”
Jelaskanlah batas tujuan, jangan menerawang, dan tentukan garis jalan yang akan kita lalui untuk mencapai tujuan itu. Jika jelas dan kemana tujuannya tentu kita akan sampai. pokok sampai pada tujuan bukan bergantung kepada orang lain, melainkan pada diri sendiri.
Manusia lahir kedunia tidak membawa apa-apa. Setelah melalui hidup, dengan sendirinya timbullah tingkat kehidupan, bertinggi rendah, yang terkenal dan yang tidak terkenal, sampai kepada satu ketentuan dan kesanggupan.
Tidak ada orang yang sampai dengan tiba-tiba pada suatu tempat !
Setiap manusia ada tujuan hidup, sepanjang tubuh sepanjang itulah pula bayang-bayangnya. Dan bersyukur juga karena setiap orang diberi Tuhan perasaan rela menerima pekerjaan . Seorang supir mobil menyetir mobilnya menempuh jalan raya yang lurus, yang berbelok berliku-liku, mendatar dan menurun. Ketika ia melalui rimba lebat yang sangat sunyi, tiba-tiba ban mobil bocor atau ada kerusakan mesin. Siupir turun memeriksa kerusakan dengan saksama atau memompa dan menambal ban. Biarpun sipenumpang gelisah menunggu, supir menghampiri pekerjaannya dengan tenang, berlumur tubuhnya dengan minyak oli dan ia merungkuk kebawah mobil dan menelentang memeriksa kerusakan. Tidak ada keluhan , tidak ada kesal. Pekerjaannya tidak dihentikan sebelum selesai karena dia sadar lebih baik berhenti sekali, meskipun lama daripada sering berhenti dan bertambah lama juga, demi selesai pekerjaan menyupirnya, dengan hati gembira, iapun naik kembali, lalu dipegangnya kemudi mobil dan berjalan terus, mereka rela dengan pekerjaannya.
Dialutan yang maha luas kelihatan kapal besar berlayar, kelihatan pula perahu, sekunar , pelang , jung dan selodang , bahkan biduk kecil pengail pun ada juga. Lihatlah, semuanya berlayar ke tujuannya dengan tenang dan alangkah kecilnya kapal dan perahu itu dilautan yang maha luas itu. Semua ada tujuan.
Hidup hanya satu kali. Dalam kepercayaan umum kita, tidak ada pengulangan hidup! Umur pun hanya sekejab. Hanya hampir sebentar kita datang kesini, antara dunia sebelum kita yang berusia berjuta tahun dengan dunia yang akan kita tinggalkan kelak jutaan tahun lalu. Berapa detikkah kiat disini? Alangkah murahnya detik yang sedikit itu, jika hanya kita isi dengan keraguan dan dengan kerja yang tidak tentu arah.
Berjalanlah terus! Sebanyak kita, sebanyak itu pula kewajiban. Lebih baik satu asalkan tetap, daripada banyak tetapi ragu. Setiap sampai di batas tujuan, kita berhenti sejenak dan menoleh kebelakang. Telah kita selesaikan dan bersyukurlah. Lihat pula segala hal yang akan kita tempuh dihadapan kita, dengan senang dan sulitnya, dan tetap yakin!
Bagaimana Jika aku meninggal sebelum tercapai tujuanku?
Mengapa anda lupabahwa membina dunia ini bukan lah pekerjaan kita seorang, jika sudah jelas tujuan hidup anda , percayalah bahwa orang yang datang kemudian berani melanjutkanya.
Komentar
Posting Komentar