RASA CINTA RASULULLAH SWA. KEPADA ZAINAB BINTI JAHSY
(jawaban ibnu
qayyim dalam salah satu bukunya (terapi
penyakit hati) ,
(kajian Ayat Asbabu al-Nuzul )
Oleh : Rizal Pahlefi. S,TH
A. Latar Belakang
Salah satu kesempurnaan Islam adalah adanya sarana rujukan abadi dari dua
sumber utama yaitu Al-qur’an dan Sunnah Rasululullah sallallahu ‘alaihi
wasallam dan sudah menjadi kewajiban bagi seluruh Ummat untuk berpegang
teguh terhadap kedua sumber tersebut, oleh sebab itu Din ini akan terus
berkembang dan menjadi kuat yang kelak akan Allah menangkan dengan kemenangan
yang dekat, pasti serta nyata, karena dua sumber yang terpelihara dan juga
karena orang-orang yang mengamalkan ajaran faqih terhadapnya, Namun
demikian, dalam perjalanan sirah dan bisyarah kenabian terdepat
beberapa permasalahan yang sudah jelas terhadap para ulama dan cendikiawan
namun tabu bila dihadapkan kepada orang-orang awam dan celah bagi orang-orang
munafik dan ingkar untuk memasukkan keraguan (syubhat) kedalam dada orang-orang
beriman (seperti kata pepatah jalan kebenaran tidak selamanya sunyi),
walaupun demikian Allah tetap menyempurnakan cahaya hidayahnya di muka bumi ini
dengan menolak perkataan batil mereka dengan hujjah dari burhanummubiin
(penjelasan yang nyata) dan dari
qalam yang tertuang, pemikiran yang cemerlang dan hati yang kokoh orang-orang
beriman kepada Allah dan hari Akhir. Salah satu riwayat yang patut dikaji dan
dipahami agar terhindarnya pemahaman yang keliru dan ragu terhadap Sirah
Nabawiyah adalah tentang Zainab binti Jahsy yang menikah dengan Anak
angkat Rasulullah Zaid Bin Haritsah, kemudian mereka bercerai karena
percecokan rumah tangga, saat sebelum terjadi perceraian Rasulullah pernah
mengucapkan perkataan “Maha suci Allah yang kuasa membolak-balikkan hati
manusia.” Dan selepas percerain antara zaid dan zainab berakhir tidak lama
kemudian Rasulullah menikahi Zainab sesudah turunnya perintah untuk menikahinya.
B. Rumusan
Masalah
1. Bolehkah menikahi Mantan istri Anak Angkat?
2. Benarkah Nabi menyembunyikan rasa cintanya kepada Zainab
binti jahsy
C. Asbab al-Nuzul
Surah Al-Ahzab Ayat 37
Diceritakan
oleh Mujahid Ibn Abbas bahwa Nabi Muhammad saw. suatu saat melihat Zainab[1]. Beliau kagum dan berkata,
“Maha suci Allah yang kuasa membolak-balikkan hati manusia.” Saat itu
zainab adalah istri Zaid Ibn Haritsah[2]. Memang ada persoalan
antara Zainabn dengan Zaid, tetapi saat Zaid mempertahankan Zainab. Tampaknya
kondisi genting antara Zaid dan Zainab tidak bisa dilerai lagi.
Setelah Zaid
betul-betul ingin menceraikannya, Nabi Berkata kepada Zaid “Bertakwalah kepada
Allah, pertahankan istrimu”. Setelah Zaid menceraikan istrinya, Allah
mengaawinkan zainab dengan Rasul-Nya Muhammad Saw. dari Tujuh langit Allah lalu
menurunkan wahyu,
Dan (ingatlah), ketika kamu berkata kepada orang yang Allah telah
melimpahkan nikmat kepadanya dan kamu (juga) telah memberi nikmat kepadanya:
"Tahanlah terus isterimu dan bertakwalah kepada Allah", sedang kamu
Menyembunyikan di dalam hatimu apa yang Allah akan menyatakannya, dan kamu
takut kepada manusia, sedang Allah-lah yang lebih berhak untuk kamu takuti.
Maka tatkala Zaid telah mengakhiri keperluan terhadap Istrinya (menceraikannya),
Kami kawinkan kamu dengan dia[1219] supaya tidak ada keberatan bagi orang
mukmin untuk (mengawini) isteri-isteri anak-anak angkat mereka, apabila
anak-anak angkat itu telah menyelesaikan keperluannya daripada isterinya[1220].
dan adalah ketetapan Allah itu pasti terjadi. (Al-Ahzab 37)
[1219] Maksudnya: setelah habis idahnya.
[1220] Yang dimaksud dengan orang yang Allah telah melimpahkan
nikmat kepadanya ialah Zaid bin Haritsah. Allah telah melimpahkan nikmat
kepadanya dengan memberi taufik masuk Islam. Nabi Muhammadpun telah memberi
nikmat kepadanya dengan memerdekakan kaumnya dan mengangkatnya menjadi anak.
ayat ini memberikan pengertian bahwa orang boleh mengawini bekas isteri anak
angkatnya.
D. Nabi
Menikahi Zainab binti jahsy
Musnif menjelaskan bahwa anggapan orang mengenai Rasulullah saw. Yang telah
jatuh cinta kepada zainab binti Jahsy sejak masih menjadi istri Zaid bin
Haritsah, dengan kata-kata kagumnya “ Maha suci Allah yang maha kuasa
mengubah isi hati manusia” Tidaklah mungkin karena tidak pantas bagi
seorang Nabi bersikap demikian.
Menurut para musaffirin, Nabi
Menyembunyikan rasa cintanya. Pandangan ini juga sangat disesalkan. Banyak Mufassirin
terjerumus dalam pandangan tersebut. Sangat disayangkan pandangan ini banyak
diterima oleh para orientalis. Yang benar ialah yang dikatakan para ulama yang
pengathuan islamnya telah mendalam dan telah sampai kepada hakikatnya. Mereka menjelaskan bahwa yang disembunyikan
oleh Nabi saw. Ialah pemberitahuan dari Allah swt. Bahwa zaid akan menceraikan
istrinya (zainab binti jahsy), kemudian akan mengawinkan beliau dengan Zainab.
Dalam masalah ini, beliau takut akan perkataan orang mengenai perkawinan ini,
maka turunlah ayat diatas.
KESIMPULAN
Bolehnya menikahi mantan istri dari anak angkat sendiri, karena hal ini
berdasarkan dalil Al-Qur’an Surah Al-Ahzab ayat 37, dimana dalam keterangan
disebutkan bahwa Rasulullah menikahi zainab binti jahsy yang sudah
bercerai dengan suaminya zaid bin haritsah anak angkat dari Rasulullah
dan zaid merupakan hadiah dari istri pertama rasulullah (khadijah ra.ha) sebelum
dimerdekakan sebagai hamba sahaya, namun sesudah ditebus oleh keluarganya Rasulullah
membebaskannya dan menjadikannya anak angkat.
Anggapan Rasulullah menyembunyikan
rasa cintanya kepada zainab adalah sebuah kekeliruan yang besar, karena yang
benar ialah sesuatu yang disembunyikan itu merupakan pemberitahuan dari Allah
swt. Bahwa zaid akan menceraikan istrinya (zainab binti jahsy), kemudian akan
mengawinkan beliau dengan Zainab. Dalam masalah ini, beliau takut akan
perkataan orang mengenai perkawinan ini, maka turunlah ayat diatas.
DAFTAR PUSTAKA
Al quran dan Terjemahan (Qur’an In Word Ver
1.20), Created by Muhammad Taufiq, taufiq product”
Al-Jauzy Ibn Qayyim. al-Da’u wa al-Dawa
(Terapi Penyakit Hati), Cet. 8, Diterjemahkan oleh Salim Bazemool,
Jakarta: Qisthi Press, 2009.
https://biografi-tokoh-ternama.blogspot.co.id/2014/07/zainab-binti-jahsy.html
[1] Zainab binti Jahsy adalah istri Rasulullah shalallahi alaihi wa salam. Zainab termasuk wanita pertama yang memeluk Islam. Allah pun telah menerangi hati ayah dan keluarganya sehingga memeluk Islam. Dia hijrah ke Madinah bersama keluarganya. Ketika itu dia masih gadis walaupun usianya sudah layak menikah.
Zainab termasuk wanita yang taat dalam beragama, wara’, dermawan, dan baik. Selain itu, dia juga dikenal mulia dan cantik, serta termasuk wanita terpandang di Makkah. Nama lengkapnya adalah Zainab binti Jahsy bin Ri’ab bin Ya’mar bin Sharah bin Murrah bin Kabir bin Gham bin Dauran bin Asad bin Khuzaimah. Sebelum menikah dengan Rasulullah, namanya adalah Barrah, kemudian diganti olehRasulullah menjadi Zainab setelah menikah dengan beliau. Dinyatakan dalam hadits Al-Bukhari dan Muslim, dari Zainab binti Abu Salamah, dia berkata, “Namaku adalah Barrah, akan tetapi Rasulullah kemudian memberiku nama Zainab.” (HR. Muslim dalam Al-Adab, 14/140).
Ibu dari Zainab bernama Umaimah binti Abdul-Muthalib bin Hasyim bin Abdi Manaf bin Qushai. Zainab dilahirkan di Mekah dua puluh tahun sebelum kenabian. Ayahnya adalah Jahsy bin Ri’ab. Dia tergolong pemimpin Quraisy yang dermawan dan berakhlak baik. Zainab yang cantik dibesarkan di tengah keluarga yang terhormat, sehingga tidak heran jika orang-orang Quraisy menyebutnya dengan perempuan Quraisy yang cantik. https://biografi-tokoh-ternama.blogspot.co.id/2014/07/zainab-binti-jahsy.html
[2] Zaid bin Haritsah Zaid bin Haritsah (578-629) (Arab:زيد بن حارثة) adalah sahabat nabi MuhammadS.A.W, yang menjadi panglima Perang Mut'ah berasal dari kabilah Kalb yang menghuni sebelah utara jazirah Arab. Pada masa kecilnya, ia ditangkap oleh sekelompok penjahat yang kemudian menjualnya sebagai seorang budak. Kemudian ia dibeli oleh Hukaim bin Hisyam keponakan dari Khadijah. Oleh Khadijah, ia diberikan kepada Nabi Muhammad S.A.W yang kemudian memerdekakan Zaid bin Haritsah. Ia adalah salah satu orang yang pertama dalam memeluk agama Islam.
Zaid menjadi sahabat serta pelayan yang setia Nabi Muhammad S.A.W . Ia menikah dengan Ummi Ayman dan memiliki putra yang bernama Usamah bin Zaid bin Haritsah. Ia mengikuti hijrah ke Madinah serta mengikuti setiap pertempuran dalam membela Islam. Dalam Pertempuran Mu'tah, ia diangkat sebagai panglima perang dan dalam pertempuran ini, ia mati syahid.
Wikipedia, https://id.wikipedia.org/wiki/Zaid_bin_Haritsah, pada tanggal 16 Desember 2016
Komentar
Posting Komentar