MAD
1.Pengertian Mad
Menurut bahasa arti mad adalah memanjangkan atau -menambah- kan sedangkan menurut istilah tajwid, mad adalah memanjangkan suara dengan salah satu huruf mad atau huruf liin.
Mad terbagi dua :
1. Mad Ashli atau Mad Thabi’i
2. Mad Far’i
1). Mad Ashli ( المد أَصْلِي) / Mad thabi’i
Mad ashli adalah adanya huruf mad ي,و,ا yang dibaca panjang oleh sebab huruf tersebut dan tidak ada dihadapannya tanda sukun atau hamzah. Mad ashli/Thabi’i ada 3 Tanda :
a. Baris kasrah ﹻ bertemu dengan ي sukun , contohnya :
وَلَسَوْفَ يُعْطِيكَ رَبُّكَ فَتَرْضٰىۗ ( الضحى/93: 55)
b. Baris ﹹ bertemu dengan و sukun, contohnya :
( وَلَلْاٰخِرَةُ خَيْرٌ لَّكَ مِنَ الْاُولٰىۗ (الضحى/93: 4
c. Baris fathah ﹷ bertemu dengan ا sukun, contohnya :
مَا وَدَّعَكَ رَبُّكَ وَمَا قَلٰىۗ ٣ ( الضحى/93: 3)
Lama bacaannya satu alif dua harkat atau dua ketukan. Contoh kesemuanya terkumpul dalam kalimat نُوْحِيْهَا
2). Mad Far’I المَدُّ الْفَرْعِيُّ
Pada mad far‘ii (cabang) huruf mad dan huruf layn diikuti oleh atau huruf mati, baik mati asli maupun mati karena membaca berhenti. Mad far‘ii ada beberapa macam dan panjangnya berbeda-beda. Sebuah mad disebut laazim apabila para ahli sepakat mengenai keharusan untuk melakukannya dan panjangnya, disebut wajib jika para ahli sepakat mengenai keharusan untuk - melakukannya namun tidak mengenai panjangnya, disebut jaiz jika para ahli tidak sepakat mengenai baik keharusan untuk melakukannya maupun panjangnya.
a) Mad wajib Muttashil المَدُّ الوَاجِبُ مُتَّصِلٌ
Mad wajib muttasil ada 3 tanda, ada tanda baris seperti pedang diatas, kedua ada alif, ketiga ada hamzah, dinamakan muttashil karena huruf hamzah didepannya merupakan satu kesatuan kata dengan alif.
Contoh bacaannya adalah :
وَالسَّمَاۤءِ وَالطَّارِقِۙ ١ ( الطارق/86: 11)
وَّجَاۤءَ رَبُّكَ وَالْمَلَكُ صَفًّا صَفًّاۚ ٢٢
وَجِايْۤءَ يَوْمَىِٕذٍۢ بِجَهَنَّمَۙ يَوْمَىِٕذٍ يَّتَذَكَّرُ الْاِنْسَانُ وَاَنّٰى لَهُ الذِّكْرٰىۗ ٢٣ ( الفجر/89: 22-23)
Lama bacaannya dua alif setengah lima harakat atau lima ketukan.
b) Mad wajib Munfashil اَلْمَدُّ جَائِزٌ مُنْفَصِلٌ
Mad jaiz munfashil adalah huruf mad (alif saksi) di akhir kata yang bertemu dengan huruf hamzah pada kata kata berikutnya, tandanya ada 3 pertama ada alif kedua ada tanda baris seperti bendera ketiga ada hamzah terpisah, Contoh bacaannya adalah :
اِنَّآ اَنْزَلْنٰهُ فِيْ لَيْلَةِ الْقَدْرِ ١ ( القدر : 1)
Lama bacaannya dualif setengah lima harakat atau lima ketukan, sedangkan ketika waqaf atau diwaqafkan hanya satu alif. Dinamakan jaiz, karena boleh dibaca 2 harakat.
c) Mad ‘aridh lissukun المَدُّ العَارِض لِلسُّكونَ
Mad aridh lissukun adalah mad ashli yang didapati di akhir ayat ketika waqaf atau diwaqafkan, lama bacaannya boleh satu, dua, atau tiga alif. Dinamakan mad alridh lissukun karena tujuannya untuk disukunkan ketika waqaf. Contohnya yaitu :
اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعٰلَمِيْنَۙ ٢ ( الفاتحة : 2)
d) Mad Badal اَلْمَدُّ بَدْلٌ
Mad badal adalah huruf mad (ا,و,ي) sebelumnya huruf ء dan sesudahnya tidak ada huruf ء atau sukun biasanya ditandai dengan baris tegak diatas contohnya :
( ءَامَنُو/ أَنْبِئُونِي/إِيْمَانِهِمْ / يُخٰدِعُوْنَ اللّٰهَ وَالَّذِيْنَ ءَامَنُوْا ۚ وَمَا يَخْدَعُوْنَ اِلَّآ اَنْفُسَهُمْ وَمَا يَشْعُرُوْنَۗ ( البقرة : 9
Lama bacaannya satu alif dua harakat dua ketukan.
Catatan : Apabila memulai kata ائْتُوْنِيْ dan semisalnya, yaitu hamzah pertama berharakat kasrah dan hamzah kedua bertanda sukun, maka hamzah yang kedua diganti dengan Ya (ي) sehingga termasuk dari mad badal dibaca menjadi اِيْتُونِي بِكِتَابٍ Apabila memulai kata اَمَانَتَهٗ اؤْتُمِنَyaitu hamzah pertama berharakat dhammah dan hamzah kedua bertanda sukun, maka hamzah kedua diganti dengan wau, sehingga termasuk dari mad badal dibaca menjadi اُوتُمِنَ اَمَانَتَهٗ
قُلْ اَرَءَيْتُمْ مَّا تَدْعُوْنَ مِنْ دُوْنِ اللّٰهِ اَرُوْنِيْ مَاذَا خَلَقُوْا مِنَ الْاَرْضِ اَمْ لَهُمْ شِرْكٌ فِى السَّمٰوٰتِ ۖائْتُوْنِيْ بِكِتٰبٍ مِّنْ قَبْلِ هٰذَآ اَوْ اَثٰرَةٍ مِّنْ عِلْمٍ اِنْ كُنْتُمْ صٰدِقِيْنَ ٤ ( الاحقاف/46: 4-4)
وَاِنْ كُنْتُمْ عَلٰى سَفَرٍ وَّلَمْ تَجِدُوْا كَاتِبًا فَرِهٰنٌ مَّقْبُوْضَةٌ ۗفَاِنْ اَمِنَ بَعْضُكُمْ بَعْضًا فَلْيُؤَدِّ الَّذِى اؤْتُمِنَ اَمَانَتَهٗ وَلْيَتَّقِ اللّٰهَ رَبَّهٗ ۗ وَلَا تَكْتُمُوا الشَّهَادَةَۗ وَمَنْ يَّكْتُمْهَا فَاِنَّهٗٓ اٰثِمٌ قَلْبُهٗ ۗ وَاللّٰهُ بِمَا تَعْمَلُوْنَ عَلِيْمٌ ࣖ ٢٨٣ ( البقرة/2: 283-283)
e) Mad lazim Kilmi Mutsaqqal اَلمَدُّ اللَّازِم الْكِلْمِي المُثّقَّلْ
Dinamanakan mad lazim kilmi mutsaqqal karena sesudah huruf mad (ا,و,ي) ada tanda tasydid ّ)) dalam satu kata contoh :
اَلْحَاۤقَّةُۙ الضَّاۤلِّيْنَ / غَيْرِ الْمَغْضُوْبِ عَلَيْهِمْ وَلَا الضَّاۤلِّيْنَ ࣖ(الفاتحة : 7) اِنَّ الَّذِيْنَ يُجَادِلُوْنَ فِيْٓ اٰيٰتِ اللّٰهِ بِغَيْرِ سُلْطٰنٍ اَتٰىهُمْ ۙاِنْ فِيْ صُدُوْرِهِمْ اِلَّا كِبْرٌ مَّا هُمْ بِبَالِغِيْهِۚ فَاسْتَعِذْ بِاللّٰهِ ۗاِنَّهٗ هُوَ السَّمِيْعُ الْبَصِيْرُ ٥٦
f) Mad Lazin Kilmi Mukhaffaf المَدُّ الَّازِمْ كِلمِي مُخَفَّفْ
Dinamakan Mad lazim kilmi karena terjadi apabila sesudah huruf mad (ا,و,ي) adalah huruf sukunﹿ dalam satu kata, dan dinamakan mukhaffafan (ringan) karena tidak diidghamkan kehuruf dihadapannya yaitu huruf alif, contoh dalam Al-Qur’an mad ini hanya ada pada dua tempat :
Contohnya :
اَثُمَّ اِذَا مَا وَقَعَ اٰمَنْتُمْ بِهٖۗ ءَﺁلْـٰٔنَ وَقَدْ كُنْتُمْ بِهٖ تَسْتَعْجِلُوْنَ (يونس 51) # ءَاۤلْـٰٔنَ وَقَدْ عَصَيْتَ قَبْلُ وَكُنْتَ مِنَ الْمُفْسِدِيْنَ (يونس 91)
Lama bacaannya tiga alif atau enam harakat, enam ketukan.
g) Mad lazim harfi mutsaqqal المَدُّ الَّازِمْ حَرْفِ المُثَقَّلْ
Mad lazim harfi mutsaqqal yaitu terdapatnya huruf-huruf fawatihussuwar berurutan dengan tiga huruf hijayyah dipertengahannya huruf mad (ا,و,ي) dan sesudahnya huruf sukun idgham dinamakan musaqqal karena adanya huruf yang dighunnahkan dihadapan huruf mad.
Contoh :
الۤمّۤ = اَلِفْ لَامْ مِيْم # الۤرٰ = الفْ لَامْ مِيمْ صَادْ # طٰسۤمّۤ = طَا سِينْ مِيْمْ #
Lama bacaannya tiga alif atau enam harakat atau enam ketukan.
h) Mad lazim harfi mukhaffaf المَدُّ الَّازِمْ حَرْفِ مُخَفَّفٌ
Mad lazim harfi mukhaffaf yaitu terdapatnya huruf-huruf fawatihussuwar berurutan dengan tiga huruf hijayyah dipertengahannya terdapat huruf mad (ا,و,ي) dan sesudahnya huruf tidak terdapat idgham dinamakan mukhaffaf karena mudah/ringan ketika dibaca karena tidak ada idgham.
Contoh :
الۤمّۤ = اَلِفْ لَامْ مِيمْ * الۤمّۤصۤ = اَلِفْ لَامْ مِيمْ صَادْ * الۤرٰ = اَلِفْ لَامْ رَا * حٰمۤ = حَامِيمْ.
Lama bacaan 3 alif enam harakat atau enam ketukan.
2. Keterangan :
Apakah huruf fawatihussurah yang terbagi empat belas itu ada pembaiannya saat dibaca?!, Jawabannya ia, pembagiannya terbagi kepada 3 bagian yaitu :
1. Hurufnya tidak dibaca panjang : hurufnya yaitu alif (ا) pada bacaan alif lam ra (الۤمّۤ / الۤرٰ ), karena huruf alif tersebut tidak berada ditengah sebagai huruf mad yang sukun, walaupun ianya berurutan tiga huru اَ,لِ,فْ = اَلِفْ
2. Hurufnya yang panjangnya mad thabi’I atau mad ashli, hurufnya hanya ada lima diantara empat belas huruf fawatihussuwar, hurufnya yaitu ; bisa disingkat dengan حَيٌّ طَهُرَ , yaitu, huruf ح, pada bacaan حٰمۤ, huruf ي, pada bacaan يٰسۤ, juga pada bacaan كۤهٰيٰعۤصۤ , huruf ط , pada bacaan طٰهٰ dan طٰسۤمّۤ ,طٰسۤ pada bacaan ه pada bacaan طٰهٰ dan bacaan كۤهٰيٰعۤصۤ dan bacaan huruf ر pada bacaan الۤرٰ dan huruf ر pada setiap awal surah fawatihussurah dalam al-qur an.
3.Selebihnya apa yang dipanjangkan enam harakat jumlahnya delapan huruf yaitu ك,م, ع, س kecuali pada surah يس huruf yasin dibaca jelas, ل, ن kecuali pada surah al-qalam نۤ, bisa disingkat dengan kata كَمْ عَسَلْ نَقَصْ .
Komentar
Posting Komentar